Assiry gombal mukiyo, 2013
Dibalik
jeruji hati
aku
mengerlingmu penuh doa
berteduh
di liang -liang yang kotor dan sampah berserak
Sampah
dari kotoran dan pesingnya kencing masa silam
Langit
tak lagi mengirimkan hadiah hujan
aku
berkata "hujan akan mnyesal jika mengguyur hatiku"
biarlah
kering dan tak pernah tersirami oleh apapun jua
disudut
-sudut mata
aku
aku bergelayutan disana
menggantungkan
harap dan doa selaksa
dibalik
jeruji hati
aku
mengerlingmu penuh doa
engkau
yang dulu adalah tiang bagi semesta
sekarang
telah keropos dan dimakan usia
dan
entah sekarang raib kemana?
aku
saja tak pernah bersua
semenjak
bapakmu,ibumu dan kakakmu berkata
''sudahlah pergi saja,jangan buat tiang di altar cinta"
aku
tergopoh -gopoh,terseok rusukku patah binasa.
darahku
beku mulutku debu dan asaku sempoyongan
dibalik
jeruji hati
aku
mengerlingmu penuh doa
ingatkah
engkau saat kita berebut kursi Tuhan?
aku
tersungkur di pelukan samudera yang tak beriak
sedangkan
engkau terduduk tepat diatas pangkuanku.
jibril
berkata sambil mengibaskan sayapnya menasehati kita
"wenehono sandangan marang wong kang wudhoh"
aku
terhenyak, jika sekarang kita benar-benar kehabisan pakaian
kita
tak sanggup membeli sekadar seutas kain.
orang
pun mengira kita binatang jalang
bahkan
beberapa orang menganggapku seperti iblis
sehinga
setiap kali melihat wajah memarku mereka selalu berdoa
"Semoga aku dilindungi yang maha kuasa"
aku
bahkan tak tau lagi cara mnangis dan mengusap duka
dibalik
jeruji hati
aku
mengerlingmu penuh doa
No comments: