Slider[Style1]

PSKQ dalam Liputan

Style2

Style3[OneLeft]

Style3[OneRight]

Style4

Style5

Style6

Style7

Style8

Style9

 



 
Dalam bidang kaligrafi siapa yang hari ini tidak mengenal Assiry, panggilan akrab Muhammad Assiry. Founding Father sekaligus pimpinan Pesantren Seni Rupa Kaligrafi dan Al Qur’an PSKQ Kudus Jawa Tengah. Dengan program unggulan tahsin dan tahfidz Al Quran, kaligrafi, seni rupa terapan dan Technopreneurship. Dia adalah sosok Kaligrafer Indonesia yang prestasi dan rejekinya mendunia, sang maestro kaligrafi dengan banyak prestasi. Assiry merupakan putra ke 6 dari 9 saudara dari pasangan H. Sudiro Yasir dan Hj. Kadarsih warga Desa Undaan Lor Rt.O3, Rw. 01, Kecamatan Undaan Kab. Kudus, Jawa Tengah Indonesia.
 
A. Masa kanak-kanak yang nyentrik dan unik
Di usia 5 tahun Assiry kecil tidak jauh berbeda dari anak-anak seusianya yang suka bermain dan bersenda gurau, tapi ada yang unik bahkan nyleneh dengan kebanyakan anak-anak lainya. Ia adalah anak Indigo dan suka melihat makhluk astral yang tak kasat mata. Beberapa kali bahkan ia berjumpa dengan Kakaknya yang sudah meninggal. Ia juga memiliki hobbi yang tidak umum pada anak seusianya. Ia suka corat-coret di kertas, papan tulis bahkan sampai di dinding rumah tetangganya yang tak luput dari sasaran tangan kreatifnya. Sampai-sampai ia pernah dijewer oleh tetangganya karena melukis dan mencorat-coret penuh di dinding rumahnya. Hobinya melukis tidak sia-sia. Sejak taman kanak-kanak Assiry kecil kerap meraih juara lomba melukis kategori anak-anak tingkat kecamatan.
Namun sayang, hobinya yang terfokus pada bidang seni dan pelajaran agama membuat ia tidak menyenangi pelajaran berhitung dan angka-angka seperti matematika dan fisika. Padahal saat kelas 2 MAN 2 Kudus, ia menjadi salah satu Siswa yang memiliki IQ tertinggi ketika mengikuti tes IQ di Sekolah tersebut. Sehingga ia bebas bisa memilih jurusan IPA, IPS maupun Bahasa.
 
B. Mengenal dan belajar Kaligrafi dari dasar
Perkenalan Assiry dengan dunia kaligrafi dimulai sejak ia masuk Madrasah Diniyah Ibtidaiyah di bawah asuhan dan bimbingan Kyai Abdul Hafidz Allah Yarham.
Kemampuan seni kaligrafi Assiry remaja semakin terasah ketika ia masuk Madrasah Aliyah Negeri 2 Kudus. Di sana Assiry mendapat gemblengan dari para juara kaligrafi seperti Ustadz H. Nur Syukron (peraih juara 1 kaligrafi nasional tahun 1994 di Riau) dan sepulang sekolah Assiry belajar kaligrafi setiap minggu sekali kepada K.H. Nur Aufa Siddiq setiap sehabis Jumatan.
Berkat bimbingan kedua seniman kaligrafi tersebut, Assiry lebih banyak mengenal dasar kaidah Kaligrafi murni klasik secara profesional dan mendalam seperti; Khoth Tsulust, Naskhi, Riq'ah, Diwani, Farisy, Diwani Jali dan Kufi. 
 
C. Belajar tahfidz Al Quran, kitab salaf dan mengambil ijazah Puasa Tahunan Dalail Quran & Sholawat
Sejak th. 1996 atau tepatnya saat kelas 2 MAN 2 Kudus Assiry mesantren di Pesantren Al Mu'thi sebelah Sekolah TBS Kudus. Ia juga mulai menjalankan puasa tahunan Dalail Quran dan Dalail Sholawat selama 12 tahun dan selesai pada th. 2007 yang mengambil Ijazah dan Sanad dari gurunya K.H. Ahmad Basyir Pengasuh Pesantren Al Falah Jekulo, Kudus, Jawa Tengah. Kemudian th. 2014 -2016 berlanjut puasa Daud. Dan pada th. 2024 sehabis lebaran Idul Fitri, ia melanjutkan kembali puasa Dalail Quran dan Dalail Sholawat hingga saat ini.
Setelah lulus MAN th.1997 ia sempat melanjutkan ke Pesantren Tahfidz Quran di IIQ Wonosobo, Jawa Tengah asuhan K.H. Muntaha, kemudian Assiry pindah dan berlanjut di Pesantren Tahfidz Daar Al Furqon asuhan K.H. S. Abdul Qodir, Janggalan, Kudus, Jawa Tengah dan belajar tahsin dan setoran Quran setiap habis sholat Subuh kepada K.H. Mansyur putra angkat K.H. Arwani Amin Kudus Pendiri Pesantren Yanbuul Quran, Kudus, Jawa Tengah. Kemudian saat pagi Belajar "ngaji kitab Salaf/kuning" di Madrasah Diniyyah Kradenan, Kudus sambil bermukim dan khidmah di Sanggar Grista Annur, yang didirikan dan diasuh oleh K.H.Nur Aufa Shiddiq th.1998- 2000.
 
D. Awal prestasi, karier kaligrafi, seni terapan dan ilmu lainnya
Pada tahun 1999 Assiry berhasil menorehkan tinta emas, terbukti dengan meraih juara 1 kaligrafi cabang Kaligrafi Naskah tingkat Propinsi Jawa Tengah dan secara otomatis ia mewakili Jawa Tengah pada MTQ Nasional di Palu, Sulawesi Tengah meskipun hanya meraih Juara Harapan 2. Assiry tidak mengenal putus asa, keinginanya untuk total dan profesional dalam berkesenian mengantarkan "pria ndeso" ini hijrah ke Jakarta untuk belajar dan mendalami Ilmu Seni Rupa dan belajar melukis kepada kakaknya, Rosidi pendiri WADAH ART sambil melanjutkan pengembaraan ilmunya pada tahun 2000 di Pesantren Kaligrafi Al Qur’an LEMKA, Sukabumi Jawa Barat di bawah bimbingan dan asuhan Dr. K.H. Didin Sirojuddin AR selama satu tahun. Disela-sela kesibukannya belajar di Pesantren Pada th. 2001 Assiry bersama kakaknya Rosidi berhasil mendapatkan penghargaan dari MURI dalam (pembuatan patung Santri yang sedang memukul Bedug) dari bahan Styrofoam dengan ukuran tinggi 17 meter di Atrium Mall Plaza, Jakarta Pusat.
 
E. Mendalami ilmu Al Quran dan Kitab di Pesantren Salafiyyah.
Setelah melanglang buana ke berbagai tempat, hingga akhirnya ia memutuskan untuk nyantri di Pesantren Salafiyyah An-Nidzom, Panjalu, Sukabumi di bawah asuhan K.H. Muhtar dan juga bertabarrukan dan mendapatkan ijazah Al Quran dan Talqin Toriqah Sadzaliyyah kepada Ulama karismatik di Banten yaitu Abuya K.H. Dimyathi Al Bantani dan Abuya K.H. Murtadzo Bin Buya K.H. Dimyathi th.2001-2003. Di sela padatnya mengaji, setiap hari Kamis sore hingga jumat ia gunakan waktunya untuk tetap bisa khidmah mengajar kaligrafi para Santri di LEMKA Sukabumi sambil jualan kaligrafi dan melukis di jalanan/pasar untuk menambah uang saku.
 
F. Juara Kaligrafi tingkat Nasional dan Internasional
Pada th.2002 Assiry yang lahir pada tgl. 16 Agustus 1980 ini kembali menuai buah kerja keras dan ketekunanya. Ia terus meraih berbagai prestasi. Diantaranya, juara 1 kaligrafi cabang naskhah di Tingkat Propinsi Banten yang mengantarkanya bisa berangkat Umroh untuk pertama kalinya ke Tanah Suci Makkah hingga menyabet juara 1 kaligrafi se Asia Tenggara/ASEAN yang dihelat di Brunei Darussalam th.2002. Karirnya melesat bagai anak panah dan sukses, puluhan gelar juara kaligrafi tingkat kabupaten maupun provinsi di Jawa Barat, Propinsi Banten dan Propinsi DKI. Jakarta, berhasil ia raih dengan penuh gemilang. Hingga pada th. 2003 ia berhasil meraih gelar juara 1 kaligrafi cabang naskhah di Prop. DKI Jakarta, dan juara 1 Kaligrafi Cabang Naskhah pada MTQ tingkat Nasional di Palangkaraya, Kalimantan Tengah.
 
Tidak hanya itu, pada tahun 2006 Assiry membuat penyelenggara Lomba Kaligrafi Pemerintah Negara Brunai Darussalam dibuat takjub olehnya, karena seluruh kategori kaligrafi yang dilombakan baik Khat Naskhi, Khath Tsulust, Khath Riqah dan Khath Diwani ia menyabet Juara 1. Bahkan ketika ia ditawari pekerjaan bergengsi untuk menjadi penulis tetap kaligrafi di Kementerian Agama ( Hal Ehwal Ugama) Negara Brunai Darussalam, Assiry justru menolaknya dengan halus. Karena bagi Assiry, lebih baik ilmunya bisa diamalkan untuk memajukan dan mengkader para Seniman dan Kaligrafer ditanah Airnya Indonesia, dari pada bergelimang prestisius di negeri orang.
 
G. Sosok yang haus ilmu dan suka organisasi sosial kemasyarakatan
Assiry sejak remaja adalah pribadi yang haus akan khazanah keilmuan, bagaimana tidak setelah menuai prestasi yang tidak henti-henti, ia tidak cepat puas diri, kembali ia mengembarakan diri mendalami Tilawah (seni baca Al Qur’an) di Pesantren Tilawatil Quran Al Fasyni dibawah asuhan K.H. Adli Asari Nasution, di warung Nangka Bogor, Jawa Barat. Selain terus giat belajar, Assiry juga sempat mendirikan Galeri Seni Lukis ANUGERAH ART di daerah Caringin, Bogor, Jawa Barat bersama kader-kader binaanya yaitu Muhammad Rois Kudus, Zaenal Mahasin Kudus, Sulaeman Rosyid Kudus, Hamluddin Kudus, Ahmad Yasin Lampung. Di Kudus Assiry bersama teman-temanya sempat mendirikan organisasi seni yang ia beri nama KUASS (Komunitas Seniman Kudus) dan berhasil mengkader lebih dari 1500 kaligrafer dan seniman dari berbagai wilayah Kudus, Pati, Jepara, Demak dan sekitarnya. Kegiatanya meliputi Pelatihan kursus kaligrafi rutin mingguan secara gratis, pementasan drama kolosal, Musik, Drama, Sastra hingga lomba tilawah dan juga lomba kaligrafi. Disamping itu ia juga menempuh pendidikan formal dengan melanjutkan study di STAIN Kudus dengan mengambil Prodi/ Jurusan Tarbiyah th. 2007-2012 dan melanjutkan S2 pada study Ilmu Hukum di UMK Kudus 2016 dan menempuh Study S2 kembali pada th. 2022 di ISI Yogyakarta dengan konsentrasi pada Prodi Tata Kelola Seni.
 
H. Mendirikan Pesantren Seni Rupa, Kaligrafi dan Al Quran bertaraf Internasional ( PSKQ Modern).
Pemuda asli desa Undaan lor ini termasuk sosok yang all out, total dalam berkarya dan menekuni suatu bidang keilmuan. Di tahun 2006 ia kembali menyabet juara 1 di tingkat Prop. Jawa Barat mewakili kota Sukabumi dan mendapatkan hadiah ONH/ Haji dari Walikota Sukabumi juga berhasil menyabet juara 1 Kaligrafi tingkat Asia Tenggara/ASEAN di Brunei Darussalam pada tiga cabang berbeda sekaligus yaitu khoth Tsulust, Diwani dan Riqah.
Sepulangnya dari Negara Brunei Darussalam di tengah iming-iming hadiah dan tawaran menjadi PNS, muncul niatnya untuk mendirikan wadah atau pesantren yang berkonsentrasi pada bidang seni rupa, kaligrafi dan kajian Al Quran. Ide ini muncul atas keprihatinanya terhadap perkembangan kaligrafi dan seni rupa di Jawa Tengah yang cenderung stagnan, disamping itu kurangnya perhatian dari pemerintah khususnya LPTQ Jawa Tengah dalam pengkaderan kaligrafi sistematis dan berkesinambungan yang sangat minim.
Hingga akhirnya tepat di hari Rabu Wage tanggal 17 Januari 2007, Assiry muda memperkenalkan lahirnya Pesantren Seni Rupa, Kaligrafi dan Al Qur’an (PSKQ Modern) atau masyhur disebut sebagai "Kampung Kaligrafi Indonesia". Sebuah lembaga pendidikan kejuruan pertama berbasic Pesantren technopreneurship yang berbeda dari LEMKA Sukabumi, Jawa Barat.
 
I. Membina ribuan Kaligrafer dan prestasi para Santri PSKQ Modern
Selain bergerak dalam bidang kaligrafi, para santri PSKQ Modern pun diajarkan berbagai disiplin ilmu seperti: Tahsin dan Tahfidz Al Quran, Kajian Kitab kuning/Salafiyyah, Kaligrafi murni, seni terapan, seni murni, kreasi patung kaligrafi 3 dimensi, pembuatan GRC Kubah, Menara dan assesoris Masjud hingga seni lukis teknik semprot airbrush dan ilmu arsitektur modern.
Pesantren Seni Rupa, Kaligrafi dan Al Quran( PSKQ Modern) hingga saat ini sudah menelorkan jago -jago Kaligrafi dan Kontraktor Masjid terhebat di berbagai daerah di Indonesia seperti:
Muhammad Katili Gorontalo Santri angkatan 2014, Heru Katinu Medan Santri angkatan 2016 -2018, Hasan Basri Palembang angkatan 2014-2017, Faisal Aristama Jambi Santri angkatan 2015-2018, Ibrahim Sulawesi Santri angkatan 2015 dari Sulawesi, Rifqi Dzunnurain Jambi Santri angkatan 2015-2019 yang menjadi King Maker/ Kontraktor arsitektur Masjid dan Kaligrafer Proyek di daerahnya dan lainnya. Tidak sedikit juga para Santri PSKQ Modern yang berprestasi Kaligrafi baik juara Kaligrafi tingkat Nasional, ASEAN maupun Internasional. Sebut saja Nukman Al Farisy Aceh Santri angkatan 2009 sampai 2014, Juara Nominasi Kaligrafi Internasional di Malaysia 2012-2014, Rahmawati, Palu Sulteng, Santri angkatan 2010-2011 Juara nominasi Kaligrafi Nasional Bayt Quran TMII 2015, Rifqi Nashrullah Ponorogo Santri angkatan 2008 sampai 2012 Juara 1 Kaligrafi MTQ Nasional 2012 Ambon, Huda Purnawadi Santri angkatan 2012 Juara 1 Kaligrafi tingkat Internasional di Iraq 2016, Muhammad Hamzah Pati Santri angkatan 2007-2008 Juara Nominasi Kaligrafi Internasional di Turki 2017, Muhammad Muallimin Demak Santri PSKQ Angkatan 2011-2021 Juara 1 Kaligrafi Internasional Assafir, Iraq 2019 dan Juara 2 Kaligrafi Internasional Warist Al Anbiya, Iraq 2024, Agung Prabowo Jepara Santri angkatan 2017- 2024 Juara 3 Sabah tingkat Asia Tenggara 2021 dan Juara Harapan Brunai 2023 dan Malaysia 2024, Zuhud Fatoni Jogja Santri PSKQ angkatan 2018 -2023 Juara Kaligrafi Harapan 1 Kaligrafi ASEAN Sabah 2021, Muhammad Iqbal Riau Santri angkatan 2017- 2023 Juara Kaligrafi Harapan Sabah ASEAN 2022. Nur Azizi Malaysia santri Angkatan 2024 sukses mendirikan Pesantren Al Quran di Johor Bahru, Malaysia, Muhammad dari Thailand angkatan 2023 sukses menguasai Proyek kaligrafi dan mengkader para Kaligrafer di Pattani, Thailand. Dan banyak yang lainnya, dengan tidak mengurangi rasa hormat dan cinta kami yang tidak bisa kami sebutkan satu persatu namanya.
 
J. Mengajarkan kaligrafi dan mengisi Workshop Kaligrafi di berbagai daerah
Motto yang terus dipakai oleh K.H. Muhammad Assiry adalah "membumikan Al Quran dan menebar virus-virus kaligrafi yang meneduhkan jiwa". Tidak hanya sebatas slogan dan tulisan belaka Assiry membuktikannya dengan menggratiskan beaya SPP dan uang bulanan seluruh Santrinya yang belajar Kaligrafi di PSKQ Modern. Bahkan ia juga melakukan safari kaligrafi setiap bulan berkeliling dari kampus satu ke kampus lainnya dengan membuka pelatihan dan Workshop kaligrafi juga secara gratis dengan wadah Nahdhotul Khatthathin. Hingga saat ini beberapa kampus ternama yang ia asuh adalah: UIN Sunan Kalijaga Jogya, UIN Walisongo Semarang, dan lainnya.
 
K. Membuka cabang pesantren untuk syiar dan pengembangan
Selain membuka PSKQ Modern 1, 2, 3 yang terletak di Kudus. K.H. Muhammad Assiry juga membuka cabang PSKQ Modern di PSKQ 4 Yogyakarta dan PSKQ 5 di Kudus dan PSKQ 6 di Bogor, Jawa Barat dan Insya Allah akan terus berkembang. Program unggulannya adalah SMP, SMK berbasis IT, animasi, kaligrafi dan Tahsin dan Tahfidz Al Quran, Kajian kitab Salaf, Ilmu Seni Terapan dan Technopreneurship.
 
L. Karya -Karya Kaligrafi & Arsitektur Islami yang mendunia
Setiap bulan ada 4 hingga 5 Masjid yang menggunakan jasa Kaligrafinya melalui perusahaan Jasa kaligrafi dan Seni Arsitektur islami yang ia bangun yakni CV. Assiry Art /PT.Assiry BSI yang ia dirikan pada th.2000 saat masih belajar Kaligrafi di Pesantren Kaligrafi LEMKA Sukabumi, Jawa Barat. Beberapa Link Website perusahaannya: www.jasakontraktormasjid.com www.assirygrckubah.com, www.kaligrafi-masjid.com dan lainnya.
Data yang diperoleh dari Admin CV.Assiry Art menyebutkan bahwa Jasa kaligrafi dan arsitektur Masjid yang menguasai Online ini terhitung mulai th.2011 hingga 2024, CV.Assiry meraih rekor pemborong jasa Kaligrafi terbanyak dan terbaik di Indonesia.
Karya kaligrafi baik di dinding dan Kubah Masjid dari berbagai bahan dan media seperti: kayu, GRC, kaca, kain, tembaga, kuningan, tersebar menghiasi ratusan Masjid dan Musholla di Indonesia dari Sabang hingga merauke juga mancanegara seperti: Malaysia, Brunai, Singapura, Thailand, Kamboja.
Ribuan karya lukisan Kaligrafi dan lauhahnya ( Kaligrafi klasik) banyak dikoleksi oleh para pejabat Kementerian di Indonesia. Bahkan pada akhir bulan Mei 2016, Ibu Khofifah Indar P. Menteri Sosial RI secara khusus meminta Assiry untuk mendekorasi seluruh interior Masjid Al Hikmah yang terdapat di Komplek Kementerian Sosial dengan lukisan dan ornamen kaligrafi full. Pada th. 2023 juga Menteri Keuangan meminta Assiry Art untuk mendekorasi di Masjid Gedung BKPM ( Badan Koordinasi Penanaman Modal) Jakarta.
Sedangkan lukisan umum dan lukisan kaligrafi yang dibuat K.H. Muhammad Assiry sekitar th.2015 hingga 2024 sudah terjual hingga 7 Milliar lebih.
Rata -rata lukisan kaligrafi yang ia buat dibanderol dengan harga mulai 50 jt. Meskipun demikian ia tetep hidup sederhana dan bersahaja meskipun sebagai Seniman Kaligrafi Ia termasuk salah satu Maestro Kaligrafi Indonesia yang sukses.
 
M. Membuat Kaligrafi Mushaf Al Quran terbesar di dunia & menyelenggarakan lomba Kaligrafi ASEAN
Sukses menggelar Sayembara Kaligrafi Mushaf tingkat Nasional yang ia selenggarakan dalam rangka HARLAH PSKQ Modern ke-10 pada tgl 16 sampai 21 Januari 2017 lalu di Hotel Graha Muria Colo, Kudus, Jawa Tengah. Assiry bersama Santri -Santri PSKQ Modern saat ini sedang membuat karya Master piece Kaligrafi Mushaf Akbar yang disinyalir sebagai Mushaf Al Quran terbesar di dunia dengan bahan kanvas ukuran 2x3 meter 30 juz dengan motif seluruh daerah di Indonesia.
Puluhan lukisan Ulama dan lukisan kaligrafi Assiry dan Dua lembar Mushaf Al Quran Akbar Surat Al Fatihah dan Awal Surat Al Baqoroh yang dihias dengan ornamen batik kudus dan motif Gebyok Kudusan ini dikoleksi dan dipamerkan di Museum Mubarok Kudus, Jawa Tengah.
Bagi K.H. Muhammad Assiry inilah salah satu "moment" yang tepat untuk menunjukkan kepada dunia bahwa Kaligrafi Indonesia dan motif batik kaligrafi nusantara khas Indonesia tidak kalah cantik dengan ornamen Turki yang dikenal dengan "tezhip" atau dalam bahas Arab disebut "tadzhib" itu.
Pada th. 2020 saat Covid 19 K.H. Muhammad Assiry menyelenggarakan lomba Kaligrafi tingkat ASEAN dalam rangka memperingati HARLAH PSKQ Modern ke-13. Ini adalah perhelatan pertama yang bergengsi bagi Indonesia. Para juri diantaranya: K.H. Muhammad Assiry, Syeikh Bil'id Hamidi Maroko, K.H. Didin Sirojuddin Jakarta, Ustaz H.Isep Misbah Jakarta, Ustaz Atoillah Jombang, Jawa Timur.
Di tengah bergelimangnya prestasi kaligrafi dan proyek Masjid di berbagai daerah di Indonesia yang didapatkan, K.H. Muhammad Assiry memang sosok yang tidak cepat puas. Terbukti ia masih mempunyai cita-cita luhur untuk mendirikan Institut Seni Kaligrafi Islam Assiry pertama di Indonesia dan Asia Tenggara yang menjadi salah satu kawah condrodimuko dan kiblat kaligrafi dan seni islam setelah Turki. Semoga !
______________
In Frame:
- Beberapa koleksi kukisan kaligrafi Modern karya K.H. Muhammad Assiry.
- Tulisan Admin PSKQ Modern.
Disadur dari berbagai Sumber baik media cetak maupun elektronik.








































































About Assiry Art

This is a short description in the author block about the author. You edit it by entering text in the "Biographical Info" field in the user admin panel.
«
Next
Newer Post
»
Previous
Older Post

No comments:

Post a Comment

Terimakasih telah berkunjung di Pesantren Seni Kaligrafi Al Quran, silahkan meninggalkan pesan, terima kasih


Top