Kudus, 23 Agustus 2020
Muhammad Assiry
Hampir 80 penghargaan lebih piagam kejuaraan kaligrafi saya mulai th 1998 sampai 2012 saya aktif mengikuti lomba kaligrafi dari mulai tingkat Kabupaten dan Propinsi di Jateng, Jawa Barat, Banten, DKI Jakarta dan juga beberapa Propinsi lainnya pernah saya jelajahi seperti Kaltim, Jambi bahkan Papua.
Tiga Kali saya ikut MTQ Nasional dengan cabang kaligrafi yang berbeda. Th.2003 saya ikut lomba Kaligrafi Naskhah dan berhasil meraih juara 1.
Pada Th.2006 saya ikut lomba kaligrafi Dekorasi di Kendari dan berhasil meraih juara harapan Nasional dan terakhir saya mengikuti lomba kaligrafi Nasional Th.2008 di Banten dengan cabang Mushaf dengan meraih Juara harapan.
Diajang lomba kaligrafi ASEAN saya meraih juara 1 pada semua cabang khat yang dilombakan yakni Naskhi, Tsulust, Riqah dan Diwani di Brunae Darussalam.
Saya berhasip menggondol Juara 1 Khath Naskhi pada Th.2002 dan pada Th.2006 alhamdulillah meraih juara 1 untuk khath Tsulust, Khat Diwani dan Khath Riqah.
Prinsip saya dahulu lomba adalah bagian dari ibadah dan profesi untuk meraih prestasi yang menghasilkan pundi-pundi kekayaan sehingga bisa membuat Bapak dan Ibu saya senang. Jadi ketika ada yang nanya apa pekerjaan saya sudah otomats saya jawab "lomba kaligrafi".
Dari mulai beli Celana dalam, kaos, baju, bahkan modal kawin singkatnya semuanya dari hasil kejuaraan lomba kaligrafi.
Hadiah beberapa kali Umrah, Haji, tawaran jadi PNS dan bahkan saat saya juara 1 khath Naskhi di Brunai Darussalam Th.2002 saya ditawari jadi penulis kaligrafi tetap di Hal Ehwal Ugama Brunai Darussalam kalau di Indonesia itu ya Kemeterian agama ( Kemenag), tetapi tawaran itu saya tolak dan tidak membuat saya silau apalagi tergiur. Bahkan tidak sedikit piala hasil kejuaraan kaligrafi tingkat Kabupaten di beberapa daerah di Jabar dan Banten yang saya bagi dan saya kasihkan teman dan para sahabat jika saya memiliki kejuaraan dobel di tingkat Kabupaten.
Setelah menyadari bahwa piala kejuaraan, tingginya prestasi hanyalah alat atau sarana untuk menuju jenjang yang lebih tinggi yakni "nilai & kemanfaatan ilmu" maka sejak Th 2007 saya mendirikan Pesantren Kaligrafi dan Seni Rupa terapan yang saya kasih nama PSK dan sekarang dikenal dengan sebutan PSKQ Modern dan fokus mencetak para Santri yang sukses entrepreneur dan beberapa yang juara 1 kaligrafi tingkat Nasional, ASEAN dan Juara 1 Kaligrafi Internasional sampai sekarang.
Hanya sekelumit cerita dan bukan untuk membanggakan diri. Semoga menjadi sejarah dan bukti perjuangan saya dalam belajar kaligrafi dengan bimbingan para guru saya yang hebat mulai Th.1996 sampai 2008. Diantara guru-guru kaligrafi saya adalah: KH.Nur Aufa Shiddiq Kudus, KH.Didin Sirojuddin Jakarta, KH.Asmui Cianjur, KH.Wahidin Luqman Bandung, KH.Mahmud Arham Tangerang, KH.Hawi Hasan Bogor, KH.Tholaby Kharli Banten, KH.Isep Misbah Banten, KH.Sarbani Banten, para Guru di LEMKA Ustaz H.Bobby Essyawwal, Ustaz H.Ohan Jauharuddin dan banyak guru-guru saya yang lainnya yang membimbing saya yang tidak bisa saya sebut satu persatu.
Semoga melalui gubug Pskq Modern Kudus Jateng dan kendaraan Assiry Art, saya bisa terus bisa memberi manfaat kepada siapapun yang membutuhkan, dan menjadi sedekah jariah hingga yaumil Qiyamah berkah dan pahalanya untuk para guruku yang telah banyak berjasa membimbing saya, Amiin.
________
Foto Dokumen Piala dan penghargaan saya dari waktu ke waktu yang masih tersisa dan sefang dibersihkan oleh Santri Pskq Modern II dan masih tersimpan rapi di lemari asrama PSKQ Modern.
No comments: