Demak, 11 Juli 2019
Abi Muhammad Assiry
Abi Muhammad Assiry
22 tahun silam setelah lulus
MAN 2 Kudus saya sedang sangat kasmaran dan dimabuk kepayang dengan
kaligrafi. Hati saya memutuskan untuk tidak kuliyah karena terbentur
beaya, tetapi saya memilih belajar kaligrafi kepada Guru saya KH.Nur
Aufa Shiddiq (Legenda kaligrafi Kudus Jateng).
Pertama kali
setelah setahun belajar tepatnya pada tgl. 4 Februari 1998 saya
mengikuti sebuah perlombaan kaligrafi tingkat kab. Kudus. Sekitar 20an orang pesertanya. Pengalaman pertama kali mengikuti lomba
kaligrafi saya betul-betul grogi dan salting alias salah tingkah, entah
apa yang membuat saya jadi seperti ketemu kekasih yang lama tak bersua.
Ngga karuan rasanya. Keringat dingin, batuk- batuk ngga jelas. Intinya
seluruh energi saya menjadi lungkruh seperti tak berdaya. Saya loyo
sebelum bertarung atau lemes sebelum penetrasi sehingga mengakibatkan
gagal fokus dan ujungnya hasil karya saya tidak memuaskan dan gatot
(gagal total).
Singkat cerita, saya kalah dan dipaksa tidak
baper dengan melihat teman-teman saya dipanggil ke podiom untuk menerima
piagam juga hadiah setelah diumumkan siapa saja juaranya. Saya jadi
teringat syair lagu Armada "Harusnya aku yang di sana dan bukan dia".
Tetapi dengan modal kekalahan inilah yang justru memacu dan melecut saya terbang lebih tinggi untuk meraih kesuksesan yang tergantung di langit.
Seperti bola bekel. Saat anak-anak saya suka main bola itu. Saya banting-banting, saya lari menangkapnya kemudian saya banting lagi begitu seterusnya. semakin keras saya banting semakin tinggi lompatan bola itu terbang ke angkasa.
Itulah yang mengilhami dan meyakinkan saya hingga saat ini bahwa setiap keberhasilan akan selalu bahkan "wajib" diawali dengan kegagalan.
Kegagalan apapun dalam hidup anda sejatinya adalah awal lompatan baru untuk memasuki gerbang kesuksesan yang lebih tinggi maqamnya.
Inilah cara Allah mengangkat derajat siapa saja bagi yang terus belajar dan berbenah. Nabi dan Rasul mana yang tidak mengalami titik nadir dalam hidupnya. Kepayahan, kesusahan, penderitaan bahkan Rasulullah Muhammad SAW harus berdarah -darah dilempari batu saat memperjuangkan islam.
Saya katakan pada Putriku Divani Bilqys Assiri bahwa kegagalan bukan hambatan untuk tidak lebih baik. Justru karena gagal adalah tiket masuk menuju keberhasilan itu sendiri.
Selamat untuk Putriku sayang Divani Bilqys Assiri yang sudah tampil maksimal dan berhasil meraih peringkat 5 Lomba kaligrafi Madradah Diniyyah tingkat Prop. Jateng. Abi sudah sedemikian bangga. Prestasimu masih lebih baik dari daripada prestasi Abi yang malah kalah total waktu awal mengikuti perlombaan kaligrafi.
Pengalaman besar ini semoga kelak menjadikanmu sebagai thariqah untuk mendaki kesuksesan dalam melawan egomu sendiri. Karena puncak kemenangan dan prestasi tertinggi manusia adalah saat bisa menaklukkan dirinya sendiri.
Tetapi dengan modal kekalahan inilah yang justru memacu dan melecut saya terbang lebih tinggi untuk meraih kesuksesan yang tergantung di langit.
Seperti bola bekel. Saat anak-anak saya suka main bola itu. Saya banting-banting, saya lari menangkapnya kemudian saya banting lagi begitu seterusnya. semakin keras saya banting semakin tinggi lompatan bola itu terbang ke angkasa.
Itulah yang mengilhami dan meyakinkan saya hingga saat ini bahwa setiap keberhasilan akan selalu bahkan "wajib" diawali dengan kegagalan.
Kegagalan apapun dalam hidup anda sejatinya adalah awal lompatan baru untuk memasuki gerbang kesuksesan yang lebih tinggi maqamnya.
Inilah cara Allah mengangkat derajat siapa saja bagi yang terus belajar dan berbenah. Nabi dan Rasul mana yang tidak mengalami titik nadir dalam hidupnya. Kepayahan, kesusahan, penderitaan bahkan Rasulullah Muhammad SAW harus berdarah -darah dilempari batu saat memperjuangkan islam.
Saya katakan pada Putriku Divani Bilqys Assiri bahwa kegagalan bukan hambatan untuk tidak lebih baik. Justru karena gagal adalah tiket masuk menuju keberhasilan itu sendiri.
Selamat untuk Putriku sayang Divani Bilqys Assiri yang sudah tampil maksimal dan berhasil meraih peringkat 5 Lomba kaligrafi Madradah Diniyyah tingkat Prop. Jateng. Abi sudah sedemikian bangga. Prestasimu masih lebih baik dari daripada prestasi Abi yang malah kalah total waktu awal mengikuti perlombaan kaligrafi.
Pengalaman besar ini semoga kelak menjadikanmu sebagai thariqah untuk mendaki kesuksesan dalam melawan egomu sendiri. Karena puncak kemenangan dan prestasi tertinggi manusia adalah saat bisa menaklukkan dirinya sendiri.
No comments: