PSKQ Modern, 9 Maret 2019
Muhammad Assiry, 2019
Teman -teman sekalian kalau anda berkunjung ke Kudus, jangan cuma mencari rokok karena memang sudah pasti Kudus sarat dengan industri rokok yang telah menggurita, tapi carilah juga batik kaligrafi Kudus yang beralamat di Kampung Kaligrafi Kudus Undaan Lor Gg.03, Kecamatan Undaan Kab.Kudus. Seperti kota-kota lainnya, Kudus juga punya kerajinan tangan berupa batik kaligrafi halus yang cantik juga berbagai macam pernak -pernik souvenir kaligrafi, lukisan Kaligrafi dan macam-macam perlengkapan peralatan belajar kaligrafi. Lengkap deh pokoknya.
Kaligrafi batik Kontemporer Kudus gaya PSKQ Modern sebenarnya hasil olah kreasi dari saya pribadi untuk pengembangan batik khas kudus yang sudah ada sebelumnya. Awalnya batik Kudus adalah cikal bakal batik pesisir.
Di tahun 1930-an, batik Kudus mulai berkembang, khususnya di kampung Langgar Dalam.
Batik Kudus merupakan batik yang terpengaruh dari tiga budaya, yaitu Jawa, Arab dan China. Selain itu, batik ini juga memiliki pengaruh dari tiga Sunan yang terkenal di kota tersebut, Sunan Muria (Raden Umar Said), Sunan Kalijaga( Raden Sahid) dan Sunan Kudus (Syech Dja’far Shodiq).
Pengaruh dari tiga budaya dan tiga Sunan ini membuat batik Kudus memiliki banyak motif yang sarat makna. Belum ada catatan sejarah pastinya tetapi saya meyakini bahwa waktu itu ada beberapa motif batik yang bercorak arab jawi. Cuma peninggalan dan bukti otentik tentang batik arab jawi tidak bisa dibuktikan secara data ilmiah.
Banyaknya motif-motif batik ini menggambarkan banyak cerita dan melambangkan berbagai hal yang melambangkan kota Kudus pada waktu itu.
Konon dahulu jaman Sunan Kudus sudah ada batik motif kaligrafi yang kalau dilihat lebih dekat menyerupai kalimat syahadat. Dulu ini gunakan oleh para Sunan untuk mengislamisasikan penduduk di kampung Langgar Dalam dengan cara yang halus.
Batik Kudus juga memiliki beragam motif lain, misalnya motif lotus, beras wutah, motif kapal kandas, pakis haji, parijoto dan lainnya. Jika Lasem terkenal dengan batik lawasan, dan batik Cirebon dengan mega mendungnya.
Apa yang bisa membedakan batik Kudus dengan batik lainnya? Yang paling khas adalah motif beras wutah atau beras kecer dan isen-isennya. Tetapi motif batik ini terus berkembang hingga saat ini. Saat ini saya mencoba mengolah dan memadukannya dengan kaligrafi. Isen-isen itu maksudnya adalah motif kecil yang mengisi kain di sela motif agar tak terlihat polos.
Isen-isen ini berukuran kecil dan banyak sehingga terlihat rumit. Meski demikian, isen-isen ini tetap dibuat dengan kualitas baik sehingga halus. Sama seperti batik pesisir, batik-batik Kudus memiliki warna yang cerah, dari biru sampai merah.
Batik ini pun menuai masa kejayaannya di tahun 1940-an. Masa kejayaan batik ini dimulai karena adanya koperasi batik Indonesia. Koperasi ini mulai menggeliatkan usaha batik.
Sayangnya, industri ini kemudian tak lagi banyak diminati. Pasalnya, banyak pembatik yang beralih profesi menjadi buruh linting rokok. Hal ini membuat pengrajin batik akhirnya gulung tikar.
Inilah yang menebabkan batik Kudus sekarang mulai luntur dan tak banyak orang yang mengenalnya.
Tantangan berat saya ingin menghidupkan kembali sentra batik Kudus dengan mengolah ragam batik khas kaligrafi yang saya pafu dengan motif batik kekinian.
Semoga Pemkot Kudus dan Dinas terkait bisa membangun semacam area atau centra Batik Kudus salah satunya adalah sentra batik bercorak kaligrafi gaya Kudus yang sudah mulai dikenal masyarakat luas.
___________________
Ilustrasi:
- Kunjungan teman -teman PSI Pusat belajar membuat batik kaligrafi dan batik aksara di Kampung Kaligrafi Pskq Modern Kudus Jateng dan Assiry Art ( 26 Februari 2019).
- Saya sedang membuat lukis kaligrafi bercita rasa khas Batik Kaligrafi Kontemporer di Mobil Gus Ali Ridho.
Muhammad Assiry, 2019
Teman -teman sekalian kalau anda berkunjung ke Kudus, jangan cuma mencari rokok karena memang sudah pasti Kudus sarat dengan industri rokok yang telah menggurita, tapi carilah juga batik kaligrafi Kudus yang beralamat di Kampung Kaligrafi Kudus Undaan Lor Gg.03, Kecamatan Undaan Kab.Kudus. Seperti kota-kota lainnya, Kudus juga punya kerajinan tangan berupa batik kaligrafi halus yang cantik juga berbagai macam pernak -pernik souvenir kaligrafi, lukisan Kaligrafi dan macam-macam perlengkapan peralatan belajar kaligrafi. Lengkap deh pokoknya.
Kaligrafi batik Kontemporer Kudus gaya PSKQ Modern sebenarnya hasil olah kreasi dari saya pribadi untuk pengembangan batik khas kudus yang sudah ada sebelumnya. Awalnya batik Kudus adalah cikal bakal batik pesisir.
Di tahun 1930-an, batik Kudus mulai berkembang, khususnya di kampung Langgar Dalam.
Batik Kudus merupakan batik yang terpengaruh dari tiga budaya, yaitu Jawa, Arab dan China. Selain itu, batik ini juga memiliki pengaruh dari tiga Sunan yang terkenal di kota tersebut, Sunan Muria (Raden Umar Said), Sunan Kalijaga( Raden Sahid) dan Sunan Kudus (Syech Dja’far Shodiq).
Pengaruh dari tiga budaya dan tiga Sunan ini membuat batik Kudus memiliki banyak motif yang sarat makna. Belum ada catatan sejarah pastinya tetapi saya meyakini bahwa waktu itu ada beberapa motif batik yang bercorak arab jawi. Cuma peninggalan dan bukti otentik tentang batik arab jawi tidak bisa dibuktikan secara data ilmiah.
Banyaknya motif-motif batik ini menggambarkan banyak cerita dan melambangkan berbagai hal yang melambangkan kota Kudus pada waktu itu.
Konon dahulu jaman Sunan Kudus sudah ada batik motif kaligrafi yang kalau dilihat lebih dekat menyerupai kalimat syahadat. Dulu ini gunakan oleh para Sunan untuk mengislamisasikan penduduk di kampung Langgar Dalam dengan cara yang halus.
Batik Kudus juga memiliki beragam motif lain, misalnya motif lotus, beras wutah, motif kapal kandas, pakis haji, parijoto dan lainnya. Jika Lasem terkenal dengan batik lawasan, dan batik Cirebon dengan mega mendungnya.
Apa yang bisa membedakan batik Kudus dengan batik lainnya? Yang paling khas adalah motif beras wutah atau beras kecer dan isen-isennya. Tetapi motif batik ini terus berkembang hingga saat ini. Saat ini saya mencoba mengolah dan memadukannya dengan kaligrafi. Isen-isen itu maksudnya adalah motif kecil yang mengisi kain di sela motif agar tak terlihat polos.
Isen-isen ini berukuran kecil dan banyak sehingga terlihat rumit. Meski demikian, isen-isen ini tetap dibuat dengan kualitas baik sehingga halus. Sama seperti batik pesisir, batik-batik Kudus memiliki warna yang cerah, dari biru sampai merah.
Batik ini pun menuai masa kejayaannya di tahun 1940-an. Masa kejayaan batik ini dimulai karena adanya koperasi batik Indonesia. Koperasi ini mulai menggeliatkan usaha batik.
Sayangnya, industri ini kemudian tak lagi banyak diminati. Pasalnya, banyak pembatik yang beralih profesi menjadi buruh linting rokok. Hal ini membuat pengrajin batik akhirnya gulung tikar.
Inilah yang menebabkan batik Kudus sekarang mulai luntur dan tak banyak orang yang mengenalnya.
Tantangan berat saya ingin menghidupkan kembali sentra batik Kudus dengan mengolah ragam batik khas kaligrafi yang saya pafu dengan motif batik kekinian.
Semoga Pemkot Kudus dan Dinas terkait bisa membangun semacam area atau centra Batik Kudus salah satunya adalah sentra batik bercorak kaligrafi gaya Kudus yang sudah mulai dikenal masyarakat luas.
___________________
Ilustrasi:
- Kunjungan teman -teman PSI Pusat belajar membuat batik kaligrafi dan batik aksara di Kampung Kaligrafi Pskq Modern Kudus Jateng dan Assiry Art ( 26 Februari 2019).
- Saya sedang membuat lukis kaligrafi bercita rasa khas Batik Kaligrafi Kontemporer di Mobil Gus Ali Ridho.
No comments: