KUDUS-Santri bukan hanya mengaji
kitab/Alquran saja. Tetapi harus mengikuti semua perkembangan zaman.
Menggali potensi dengan segala kreativitas juga penting. Demikian
disampaikan Bupati Kudus H. Musthofa saat hadir pada sayembara dan
pameran tersebut, Selasa (17/1).
Bupati ingin selalu memotivasi generasi
muda untuk kreatif. Dalam bidang apapun, sebagai generasi penerus harus
terus mengembangkan potensi diri. Termasuk dalam sayembara dan pameran
kaligrafi mushaf Alquran tingkat nasional yang digelar di Kudus, 16-20
Januari 2017.
Konsep dan filosofi Gusjigang ingin
benar-benar dimaknai secara nyata. Hadir bersama forkopinda, bupati
mengatakan bahwa kaligrafi ini bukan sekadar seni, melainkan ajang
menggali kreativitas para santri.
”Santri harus bisa menjadi ikon
membangun ekonomi kreatif,” kata Bupati yang juga pembina UMKM Jawa
Tengah pada acara yang digelar berkat kerja sama dengan pondok pesantren
seni dan kaligrafi Alquran (PSKQ) modern ini.
Sangat pas rasanya terjemahan gusjigang
seperti ini. Penampilan dan perilaku yang bagus harus tetap ditunjukkan
para santri. Namun demikian mereka tak boleh lelah untuk belajar (ngaji)
untuk bisa mengikuti semua perubahan dan perkembangan zaman.
Sedangkan dagang yang merupakan jiwa
wirausaha adalah ruh warga Kudus yang diwariskan oleh Kangjeng Sunan
Kudus. Maka tak salah apabila kemandirian mulai ditunjukkan para santri
melalui seni kaligrafi ini untuk menciptakan lapangan kerja, bukan hanya
bergantung untuk mencari kerja.
”Ada sesuatu yang luar biasa. Sumber
segala sumber ilmu dari Alquran. Ternyata dengan kemampuan dan inovasi
ini sebagai bentuk role model membangun ekonomi kreatif,” lanjut Bupati
yang juga seorang entrepreneur ini.
Kudus religius. Itu tak bisa dipungkiri.
Dari berbagai daerah datang ke Kudus untuk mengikuti sayembara yang
digelar di Colo, sebuah desa di dekat makam Sunan Muria. Kekuatan Kudus
menjadi magnet ini menegaskan kuatnya kultur masyarakat yang religius
tetapi tetap menjaga toleransi.
Kekuatan Kudus semakin bertambah
manakala kreativitas generasi mudanya yang berani keluar dari bingkai
normatif. Berpikir liar, katanya. Ponpes modern ini sangat luar biasa.
Bupati berharap hal ini jangan berhenti pada level ini saja. Melainkan
harus bisa berbicara di level internasional.
”Sebagaimana sering saya katakan, dari
Kudus menuju Indonesia kuasai dunia,” imbuh bupati yang kini
menyelesaikan program doktoral Undip ini.
Pada sayembara yang diikuti 35 peserta
ini juga dipamerkan 40 kaligrafi karya maestro kaligrafi nasional. Juara
pertama sayembara kaligrafi mushaf Alquran ini berhak menerima hadiah
umroh ke tanah suci.
Sementara itu, Pimpinan dan Pengasuh
PSKQ Muhammad Assiry mengatakan, bahwa sayembara semacam ini merupakan
penegasan religiusitas Kudus bertepatan dengan harlah PSKQ ke-10 yang
dikerjasamakan dengan Pemkab Kudus.
Menurutnya, pameran kaligrafi dan
sayembara kaligrafi tingkat nasional ini memberikan dampak positif untuk
mengintegrasikan antara ajaran Islam dan sains juga entrepreneur.
Karena ponpes modern ini sebagai garda terdepan di Kudus yang memiliki
konsep pesantren kejuruan yang mendapat support dari Bupati Kudus.(rg)
Sumber : http://www.musthofa-bupati.com/bupati-kudus-gali-kreativitas-santri-melalui-kaligrafi.html
No comments: